Harga Tiket Masuk Terbaru Taman Nasional Kelimutu Beserta Rutenya
Taman Nasional Kelimutu berada di Detusoko Bar Detusoko , Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Tentunya anda tidak boleh melewatkan tempat ini untuk dikunjungi ketika berada di Flores. Selain itu, wisata danau ini dikenal karena danau ini terbagi menjadi tiga bagian dengan warna yang berbeda. Oleh karena itu, danau ini juga disebut dengan Danau Tiga Warna. Tempat ini memiliki kelebihan dan daya tarik yang mengundang para wisatawan lokal bahkan wisatawan asing.
Harga Tiket Masuk Terbaru Taman Nasional Kelimutu Beserta Rutenya
- Monyet Penjaga dan Tebing yang Curam
Gerombolan monyet dengan bulu kecoklatan menjadi penjaga dan penunggu Danau ini. Anda akan menemukan monyet-monyet tersebut di bibir tebing dang berdiam di ranting – ranting pohon. Pemandangan indah dari tebing yang curam dapat anda nikmati dan dapat anda jadikan spot foto yang menarik. Anda harus berhati – hati ketika berada di tebing yang curam tersebut dan sebaiknya tidak berada di sana terlalu lama.
- Danau “Tiwu Ata Polo” dan “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai”
Setelah menaiki sekitar 15 anak tangga, anda akan disuguhkan pemandangan dua danau yang berdampingan dan dipisahkan dengan tebing pemisah berupa tembok pemisah yaitu “Tiwu Ata Polo” dan “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai”. Sedangkan tebing yang ada disekitarnya berbentuk cekungan dan dipenuhi dengan bebatuan. Tiwu Ata Polo berada di sebelah kanan menghadap ke arah danau dan berwarna hitam pekat, sedangkan Tiwu Nuwa Muri Koo Fai berada di sebelah kiri berwarna hijau tosca.
- Danau “Tiwu Ata Mbupu” sebagai pusat berkumpulnya arwah
Danau ketiga yaitu “Tiwu Ata Mbupu” yang dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai tempat berkumpulnya para arwah orang tua yang sudah meninggal. Danau ini berwarna hijau tosca dan sangat bening.
-Tugu Pelepas Lelah
Untuk sampai di puncak Taman Nasional Kelimutu, anda harus rela berjalan kaki dan merasakan kelelahan. Semakin ke atas udara semakin menipis karena ketinggian danau dan jalur yang curam. Anda bisa berhenti sejenak di tugu puncak Kelimutu yang dikelilingi oleh beberapa anak tangga. Sembari bersantai melepas lelah, anda bisa berfoto ria dan juga menikmati pemandangan alam yang ada.
- Mitos Perubahan Warna
Konon warna yang ada di Taman Nasional Kelimutu bisa mengalami perubahan warna. Hal ini dikarenakan oleh komposisi material yang ada di bawah dasar danau. Warnanya bisa berubah setiap saat.
- Festival Memberi Makan Pada Leluhur “Pati Ka”
Setiap tanggal 14 Agustus, masyarakat sekitar mengadakan festival unik yang bernama “Pati Ka” dan memiliki arti memberi makan. Hal ini ditujukan pada leluhur yang ada di danau tersebut. Sesaji yang digunakan biasanya adalah daging babi (wawi) dan minuman beralkohol (moke) khas daerah Kelimutu.
- Budaya Barat dan Timur yang Melebur
Konsep Ramah Tamah diadakan dengan cara lesehan yang merupakan budaya Indonesia dan berdansa bersama yang merupakan budaya barat. Tak hanya wisatawan lokal, wisatawan mancanegara juga turut serta memeriahkan acara ini. Biasanya para peserta memakai atasan “Lawo Lambu” sebagai pelengkap pakaian layaknya orang asli daerah Kelimutu.
Beberapa fasilitas yang ada di Taman Nasional Kelimutu antara lain parkir yang luas, tempat beristirahat/gazebo, toilet, spot foto menarik dan warung yang menyediakan makanan dan minuman. Tempat ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 sampai 18.00. Harga tiket untuk wisatawan lokal adalah Rp 5.000 dan Rp 15.000 untuk wisatwan asing. Sedangkan untuk biaya parkir yaitu Rp 5.000 untuk motor dan Rp 10.000 untuk mobil atau bis.
Untuk tiba di tempat ini, anda harus menempuh perjalanan sekitar 50 km dari Kabupaten Ende ke Desa Moni. Setelah itu, perjalanan berlanjut sekitar 15 km menuju pintu masuk Taman Nasional Kelimutu. Bagi anda yang berasal dari luar daerah, anda bisa memilih untuk menggunakan pesawat dari Kupang (Ibukota Nusa Tenggara Timur) ke Ende (Bandara H.Hasan Aroeboesman) di Pulau Flores sekitar 45 menit. Harga tiket pesawat pun beragam dari 400-800 ribu. Setibanya di Ende, anda bisa naik angkutan umum seperti mini bus menuju Moni yang berlokasi di kaki gunung dengan waktu tempuh 2,5-3 jam.
Harga Tiket Masuk Terbaru Taman Nasional Kelimutu Beserta Rutenya
- Monyet Penjaga dan Tebing yang Curam
Gerombolan monyet dengan bulu kecoklatan menjadi penjaga dan penunggu Danau ini. Anda akan menemukan monyet-monyet tersebut di bibir tebing dang berdiam di ranting – ranting pohon. Pemandangan indah dari tebing yang curam dapat anda nikmati dan dapat anda jadikan spot foto yang menarik. Anda harus berhati – hati ketika berada di tebing yang curam tersebut dan sebaiknya tidak berada di sana terlalu lama.
- Danau “Tiwu Ata Polo” dan “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai”
Setelah menaiki sekitar 15 anak tangga, anda akan disuguhkan pemandangan dua danau yang berdampingan dan dipisahkan dengan tebing pemisah berupa tembok pemisah yaitu “Tiwu Ata Polo” dan “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai”. Sedangkan tebing yang ada disekitarnya berbentuk cekungan dan dipenuhi dengan bebatuan. Tiwu Ata Polo berada di sebelah kanan menghadap ke arah danau dan berwarna hitam pekat, sedangkan Tiwu Nuwa Muri Koo Fai berada di sebelah kiri berwarna hijau tosca.
- Danau “Tiwu Ata Mbupu” sebagai pusat berkumpulnya arwah
Danau ketiga yaitu “Tiwu Ata Mbupu” yang dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai tempat berkumpulnya para arwah orang tua yang sudah meninggal. Danau ini berwarna hijau tosca dan sangat bening.
-Tugu Pelepas Lelah
Untuk sampai di puncak Taman Nasional Kelimutu, anda harus rela berjalan kaki dan merasakan kelelahan. Semakin ke atas udara semakin menipis karena ketinggian danau dan jalur yang curam. Anda bisa berhenti sejenak di tugu puncak Kelimutu yang dikelilingi oleh beberapa anak tangga. Sembari bersantai melepas lelah, anda bisa berfoto ria dan juga menikmati pemandangan alam yang ada.
- Mitos Perubahan Warna
Konon warna yang ada di Taman Nasional Kelimutu bisa mengalami perubahan warna. Hal ini dikarenakan oleh komposisi material yang ada di bawah dasar danau. Warnanya bisa berubah setiap saat.
- Festival Memberi Makan Pada Leluhur “Pati Ka”
Setiap tanggal 14 Agustus, masyarakat sekitar mengadakan festival unik yang bernama “Pati Ka” dan memiliki arti memberi makan. Hal ini ditujukan pada leluhur yang ada di danau tersebut. Sesaji yang digunakan biasanya adalah daging babi (wawi) dan minuman beralkohol (moke) khas daerah Kelimutu.
- Budaya Barat dan Timur yang Melebur
Konsep Ramah Tamah diadakan dengan cara lesehan yang merupakan budaya Indonesia dan berdansa bersama yang merupakan budaya barat. Tak hanya wisatawan lokal, wisatawan mancanegara juga turut serta memeriahkan acara ini. Biasanya para peserta memakai atasan “Lawo Lambu” sebagai pelengkap pakaian layaknya orang asli daerah Kelimutu.
Beberapa fasilitas yang ada di Taman Nasional Kelimutu antara lain parkir yang luas, tempat beristirahat/gazebo, toilet, spot foto menarik dan warung yang menyediakan makanan dan minuman. Tempat ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 sampai 18.00. Harga tiket untuk wisatawan lokal adalah Rp 5.000 dan Rp 15.000 untuk wisatwan asing. Sedangkan untuk biaya parkir yaitu Rp 5.000 untuk motor dan Rp 10.000 untuk mobil atau bis.
Untuk tiba di tempat ini, anda harus menempuh perjalanan sekitar 50 km dari Kabupaten Ende ke Desa Moni. Setelah itu, perjalanan berlanjut sekitar 15 km menuju pintu masuk Taman Nasional Kelimutu. Bagi anda yang berasal dari luar daerah, anda bisa memilih untuk menggunakan pesawat dari Kupang (Ibukota Nusa Tenggara Timur) ke Ende (Bandara H.Hasan Aroeboesman) di Pulau Flores sekitar 45 menit. Harga tiket pesawat pun beragam dari 400-800 ribu. Setibanya di Ende, anda bisa naik angkutan umum seperti mini bus menuju Moni yang berlokasi di kaki gunung dengan waktu tempuh 2,5-3 jam.
Komentar
Posting Komentar